20.750 Bibit Kakao dari PUSLIT KOKA Jember “dibebaskan” oleh Karantina Pertanian Ambon

Cek Fisik (Kebenaran Jumlah dan Volume) Media Pembawa
Cek Fisik (Kebenaran Jumlah dan Volume) Media Pembawa

Ambon-Petugas Karantina Pertanian Ambon Wilker Bandara Pattimura membebaskan 20.750 Bibit Kakao (80 karton) yang berasal dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Indonesia, Jember, Jawa Timur. Sejumlah Bibit ini masuk ke Maluku via pesawat udara Lion Air dari Surabaya yang mendarat di Bandara Pattimura Ambon. “Media Pembawa berupa Bibit kakao ini dapat kami bebaskan karena dilengkapi persyaratan karantina yakni sertifikat kesehatan tumbuhan antar area dari Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya dan si Penerima bibit berusaha melapor ke petugas karantina pertanian untuk memeriksa dokumen dan fisik media pembawa ini, sehari sebelum bibit tiba di pintu pemasukan bandara pattimura”. Ungkap Marten Usman Petugas Karantina Wilker Bandara Pattimura SKP Kelas I Ambon yang mengenakan pakaian Batik Seragam khas Maluku, Jumat (19/12). “Bibit kakao dari Jember ini kemudian akan di bawa ke Kobi dan Bula di Pulau Seram untuk keperluan ditanam” Marten menambahkan.
Sebagaimana di atur dalam UU No 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, bahwa Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia wajib; 1). Dilengkapi sertifikat kesehatan dari area asal bagi hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, ikan, tumbuhan dan bagian bagian tumbuhan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain, 2). Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan, 3). Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.

Pengawasan hingga ke alat angkut keluar dari pintu pemasukan
Pengawasan hingga ke alat angkut keluar dari pintu pemasukan (bandara Pattimura) oleh Petugas Karantina (Baju Batik Pala Cengkeh-Khas Maluku)

Petugas Karantina Pertanian Ambon Wilker Bandara Pattimura Ambon selama ini memang selalu siap siaga dengan pengaturan jadwal yang dibuat sedemikian rupa agar setiap kedatangan pesawat yang membawa Media Pembawa OPTK/HPHK dapat selalu termonitor pengawasannya. “Kami menyiagakan petugas Karantina di pintu kedatangan dan keberangkatan serta di bagian cargo bandara. Selain itu, kami juga selalu berkoordinasi dengan pihak security (AVSEC) bandara dan pihak cargo serta pihak terkait lainnya untuk saling bantu dan bekerjasama dalam pengawasan lalulintas barang komoditi pertanian baik yang keluar maupun masuk dari dan ke wilayah Maluku ini”. Tutur Isnaniah Tawainella, SP, Penanggung jawab Wilker Bandara Pattimura SKP Kelas I Ambon. “Hal ini kami lakukan semata untuk menjaga wilayah Maluku ini agar bebas dari serangan hama penyakit hewan dan tumbuhan (OPTK/HPHK) yang berbahaya” tambah Isna.

20.750 Bibit Kakao terbungkus dalam 20 Karton
20.750 Bibit Kakao dikemas dalam 80 Karton

Pulau Seram adalah salah satu pulau besar yang ada di wilayah Maluku. Pertanian di pulau ini juga tumbuh dengan baik sehingga banyak bibit tanaman pangan maupun perkebunan serta buah tahunan yang didatangkan dari Jawa untuk di tanam. “Kami sering memeriksa bibit dari Jawa yang dikirim ke Pulau Seram dengan tujuan untuk pertanaman. Minggu kemarin kami juga memeriksa 5.000 batang bibit mangga dan durian yang dikirim dari Jawa Timur melalui Kapal Laut KM Sinabung via Pelabuhan Yos Sudarso Ambon”. Jelas R. Eva Sugandi, SP Koordinator Fungsional (Korfung) Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Ambon. “Oleh karena itu, kami terus meningkatkan kesiagaan para petugas kami di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang ada di wilayah Maluku ini baik di Bandara maupun Pelabuhan serta Kantor Pos. Kami juga selalu menghimbau dan terus berusaha bersosialisai kepada masyarakat untuk melaporkan dan memeriksakan barang bawaan komoditi pertanian dan produknya yang akan di lalulintaskan baik dari wilayah Maluku maupun yang akan di masukan ke dalam wilayah Maluku, agar Maluku bebas dari serangan penyakit hewan dan tumbuhan yang mengancam. Karantina Bersama Masyarakat mengajak untuk sama-sama melindungi negeri dari kekayaan berupa keanekaragaman hayati jangan sampai punah terserang hama penyakit yang berbahya” Imbuh Eva penuh harap. (red:Poncez)

Leave a Comment

Your email address will not be published.