Importasi Benih, Perlukah Analisis Resiko “AROPT” Untuk Cegah Tangkal OPTK?

Narasumber Menjelaskan Pentingnya AROPT
Narasumber Menjelaskan Pentingnya AROPT

Ambon – Bertempat di Ruang Rapat SKP Kelas I Ambon selama dua hari, Kamis – Jumat (13-14/11), Bimbingan Teknis (Bintek) Kebijakan Karantina Tumbuhan dengan pemateri dari Pusat Karantina Tumbuhan Bidang Benih, Badan Karantina Pertanian, diikuti oleh sejumlah pegawai fungsional Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Ambon. Materi yang dikemas dan dibawakan secara komunikatif oleh Dwi W. Oktarima, SP., M.Si, berlangsung menarik dan interaktif.

Bintek tentang Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT) merupakan agenda dari Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian untuk memfasilitasi kebutuhan pejabat fungsional/POPT dalam menyusun AROPT. “AROPT berdasarkan OPT merupakan hal yang tidak kalah penting. Hal tersebut terutama jika dihubungkan dengan penetapan jenis-jenis OPTK oleh Menteri Pertanian   yang sebagian besar belum melalui kajian ilmiah atau belum dilakukan AROPT sebagaimana mestinya. Berdasarkan alasan tersebut dan untuk memfasilitasi kebutuhan pejabat fungsional/POPT dalam menyusun AROPT maka Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menyusun Pedoman AROPT berdasarkan OPT”. Ungkap Dwi W. Oktarima, SP., M.Si yang lebih akrab di sapa Dwi. “Tujuannya agar Pejabat Fungsional yang ditunjuk melakukan AROPT dapat melaksanakan tugas dengan baik dan lebih mudah serta dalam format yang seragam. Imbuh Dwi yang di damping oleh Anni S. Manurung, SP, sesama Staf Pusat Karantina Tumbuhan Bidang Benih Badan Karantina Pertanian.

Acara semakin interaktif manakala dari peserta mengajukan beberapa pertanyaan ke narasumber. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah tentang komponen apa saja yang dinilai dalam AROPT ini yang di ajukan oleh Novi Kusumaning Astuti, SP, fungsional POPT Ahli dari SKP Kelas I Ambon. “Jadi, di dalam penilaian risiko terdapat empat komponen penting yang harus dinilai. Penilaian hendaknya disertai alasan-alasan ilmiah yang mendasarinya. Komponen yang dinilai mencakup: (1) potensi introduksi ke PRA area (wilayah negara RI), (2) potensi mentetap di PRA area, (3) potensi menyebar di PRA area, dan (4) potensi menimbulkan kerugian secara ekonomi apabila OPT tersebut terintroduksi ke dalam wilayah negara RI”. Jawab Dwi, selaku narasumber dari Pusat.

Acara Bintek ini dihadiri pula oleh Koordinator Fungsional Karantina Tumbuhan (Korfung KT) dan Ka Sub Sie Yan Op SKP Kelas I Ambon. “Acara ini sangat bermanfaat bagi kami para petugas fungsional Karantina Tumbuhan di SKP Kelas I Ambon ini. Melalui Bintek ini, kami bertambah wawasan dan menjadi paham tentang gambaran resiko OPTK Introduksi (Exotic Pest) yang perlu di cegah tangkal terutama melalui media pembawa dari importasi benih”. Tutur R. Eva Sugandi, SP Korfung Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Ambon.

“AROPT ini merupakan bagian cegah tangkal OPTK sebelum Media Pembawa dimasukkan ke dalam wilayah RI ini”. Jelas Dwi ditengah-tengah presentasinya. Masih menurut Dwi, bahwa dalam tahap pengelolaan risiko ada dua hal penting yang akan ditentukan, yaitu: (1) persyaratan karantina tumbuhan dan (2) kewajiban tambahan. Persyaratan karantina tumbuhan sebagaimana tertuang dalam peraturan perundang-undangan karantina tumbuhan terdiri dari kelengkapan sertifikat kesehatan tumbuhan (phytosanitary certificate), ketentuan tempat pemasukan dan pelaporan serta penyerahan media pembawa kepada petugas karantina tumbuhan. ”Mengacu pada bentuk media pembawa yang akan dimasukkan dan sifat OPTK yang berpotensi terbawa pada media pembawa tersebut maka risiko pemasukan media pembawa juga akan berbeda-beda, sehingga kewajiban tambahan yang diberlakukan harus disesuaikan dengan tingkat risiko”, imbuhnya.

AROPT ini bertujuan untuk menyeleksi Media Pembawa dari Importasi Benih yanga akan dimasukkan ke Wilayah Indonesia. Jadi jika hasil AROPT negatif, maka Media Pembawa (Benih Impor) dapat masuk ke wilayah RI. Ungkap Arafah, SP selaku Kasubsie Yanop SKP Kelas I Ambon. ”Selain menambah wawasan, AROPT ini juga dapat untuk mengumpulkan angka kredit Butir Kegiatan DUPAK bagi fungsional Karantina Tumbuhan (POPT)”. Tambah Arafah. (red : Poncez )

Leave a Comment

Your email address will not be published.