Ambon-Pertemuan Nasional Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia (MPTHI) XIII Tahun 2015 dilaksanakan di Gedung Islamic Center Ambon (2-3 September 2015). MPTHI ini merupakan ajang silaturahni dan tukar informasi masyarakat pelaku, pecinta dan pemerhati perlindungan tumbuhan dan hewan seluruh Indonesia. Sejumlah masalah mulai dari perlindungan tumbuhan dan hewan hingga dampak perubahan iklim dibahas dalam pertemuan itu. Munas kali ini bertema : “Peluang dan tantangan perubahan iklim dalam pembangunan pertanian ramah lingkungan berbasis kepulauan untuk mencapai kedaulatan pangan.” Acara dibuka oleh Gubernur Maluku Bapak Ir. Said Assagaf didampingi oleh Ketua Umum MPTHI Bapak Ir. Soetarto Alimoeso, MM (Mantan Dirut Bulog), Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismail dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan mewakili Menteri Pertanian Bapak Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc yang berkesempatan menabuh Tifa (gendang tradisional Maluku) sebagai tanda resminya acara MPTHI telah dibuka.
Gubernur Maluku, Said Assagaff mengatakan, bahwa pertemuan nasional MPTHI ini sangat penting karena bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para petani untuk mnghadapi dampak perubahan iklim.“Ini pertemuan yang sangat penting sekali dan sangat bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya. Seusai pembukaan Gubernur Maluku Said Assagaff berkenan menyerahkan penghargaan Dirjen Tanaman Pangan kepada pejabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) berprestasi tahun 2015 dan Petani Pengamat Teladan dari seluruh Indonesia.
Salah satu POPT berprestasi adalah Suhendik Stasiun Karantina Pertanian Ambon, Badan Karantina Pertanian. Suhendik berkiprah sebagai POPT sejak dirinya lulus test PNS Kementerian Pertanian tahun 2006 yang langsung ditempatkan di Ambon sebagai POPT (dulu Stasiun Karantina Tumbuhan). Selama hampir 10 tahun menjadi POPT di Badan Karantina Pertanian, banyak suka duka yang dia rasakan. Saat ini Suhendik ditugaskan sebagai POPT di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Namlea di Pulau Buru. “Saya gak pernah menyangka akan mendapat penghargaan ini” ujarnya saat ditanya disela-sela acara. “Bagi saya, yang penting kita bekerja sesuai prosedur, bekerja dengan setulus hati mengabdikan diri untuk negeri dan melayani masyarakat pengguna jasa karantina sebaik-baiknya tanpa pernah memikirkan sebuah penghargaan semacam ini” tambahnya dengan logat medok jawa yang sangat kental.
Setelah sambutan, pembukaan dan penyerahan penghargaan, acara dilanjutkan dengan orasi ilmiah oleh Dr. Ir. Rizaldi Boer dari Institut Pertanian Bogor dengan judul Peluang dan Tantangan Perubahan Iklim dalam Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan Berbasis Kepulauan untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan. Acara dilanjutkan dengan kunjungan Bapak Gubernur Maluku dan rombongan ke stan pameran/ekspose teknologi perlindungan tanaman dan antisipasi dampak perubahan iklim yang diikuti 21 stan peserta dari Direktorat Perlindungan Pangan, Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat Perlindungan Perkebunan, BBPOPT Jatisari, UPT Lingkup Badan karantina Pertanian, dan Balai Proteksi Tanaman dari seluruh Indonesia serta beberapa stand dari pihak swasta. Stand pameran memamerkan berbagai hasil pertanian, hasil pangan dan juga informasi dan teknologi serta pupuk dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pertanian digelar di pelataran gedung Islamic Centre, Waihaong, Ambon.
Sejarah Pertemuan MPTHI Tingkat Nasional adalah sebagai berikut :
Munas ke : | Tahun | Lokasi |
1 | 2003 | Solo, Jawa Tengah |
2 | 2004 | LPP Yogyakarta |
3 | 2005 | Malang, Jawa Timur |
4 | 2006 | Dapen Pos, Bandung, Jawa Barat |
5 | 2007 | Maros, Sulawesi Selatan |
6 | 2008 | Bantul, DIY |
7 | 2009 | Banjarbaru, Kalimantan Selatan |
8 | 2010 | Lombok Tengah, NTB |
9 | 2011 | Palembang, Sumatera Selatan |
10 | 2012 | Palu, Sulawesi Tengah |
11 | 2013 | Samarinda, Kalimantan Timur |
12 | 2014 | Solo, Jawa Tengah |
13 | 2015 | Ambon, Maluku |
14 | 2016 | Rencana Banda Aceh |
(Red/Foto : Poncez/Fb Humas Karantina)